sejarah sandal jepit
Sandal adalah alas kaki yang mungkin sudah dikenal manusia sejak zaman
Mesir Kuno. Di zaman kuno, orang India, Assyria, Romawi, Yunani, dan
Jepang juga mengenakan sandal. Sandal jepit di Amerika Serikat disebut flip-flops, thongs, atau beach sandal.
Seusai Perang Dunia II, prajurit Amerika Serikat pulang ke AS dengan
membawa oleh-oleh sandal dari Jepang. Semasa perang, prajurit Jepang
juga membuat sandal dari ban bekas.
Sandal pertama yang diciptakan manusia berasal dari Mesir. Sandal itu
terbuat dari kayu dan daun papirus. Untuk mencetak sol sandal, mereka
mencetak bentuk kaki di atas pasir pantai.
Setelah era Mesir, sandal generasi kedua adalah milik Yunani.
Modelnya disesuaikan dengan kegiatan yang mereka lakukan, seperti untuk
jalan-jalan, pesta, atau dipakai di rumah. Sandal bagi bangsa Yunani
juga mencerminkan status dan kelas sosial si pemakai.
Sandal
generasi ketiga adalah sandal Romawi yang diadopsi dan diadaptasi dari
gaya sandal Yunani. Salah satu ciri khas sandal hasil modifikasi Romawi
adalah penggunaan bahan kulit, tali pengikat yang dililit sampai betis,
dan sol tebal dari kulit.
Dengan sandal model ini (disebut
caligae), para prajurit Romawi atau gladiator bisa berperang dengan
nyaman dan bebas. Kaum perempuan zaman Romawi umumnya memakai sandal
dari kain.
Dalam perkembangannya, alas atau sol sandal dibuat dari
gabus. Bagian penutupnya dari kulit yang dijahit dengan bagian atasnya.
Bagian jari kaki dibiarkan terbuka, dilengkapi sabuk atau tali agar tak
mudah lepas dari kaki pemakai. Sol sandal juga dibuat dari karet,
plastik, kayu, ban bekas, anyaman tali, atau anyaman rumput.
Bagian tumit (hak) sandal untuk perempuan umumnya dibuat lebih tinggi daripada bagian depan.
Dalam
bentuk paling sederhana, sandal dengan penutup di bagian punggung dan
jemari tetapi terbuka di bagian tumit dan pergelangan kaki disebut
selop.
Ada pula sandal jepit atau sandal Jepang yang
berwarna-warni dan terbuat dari karet atau plastik, dengan tali penjepit
berbentuk huruf ”V” untuk menghubungkan bagian depan dengan belakang
sandal.
Sandal dari ban bekas disebut sandal bandol. Ini kependekan dari ban bodhol atau ban bekas.
Penyebutan sandal berdasarkan bahasa di berbagai negara
- Afrika Selatan: slops
- Amerika Serikat: sandals, flip-flops, go-aheads, thongs, dan zories
- Argentina: ojotas.
- Australia: thongs
- Belanda: teenslippers
- Brazil: sandálias atau chinelos
- RRC: Hanzi tradisional: 拖鞋; bahasa Tionghoa: tuōxié
- Cili: sandalias atau chalas (informal)
- Ceko dan Slowakia: žabky (kodok)
- Denmark: klip-klappere
- El Salvador: yinas dan chancletas.
- Estonia: plätud.
- Filipina: tsinelas dan slippers
- Flanders: teensletsen
- Ghana: chale wotes
- Gibraltar: shanklas (dari bahasa Spanyol chanclas)
- Guam: zorries (dari kata zōri)
- Hongaria: vietnami papucs (selop Vietnam)
- India: Hawaii Chappal
- Israel: כפכפי-אצבע (kafkafey-etsba, selop jari)
- Italia: infradito (translasi literal: antarjari)
- Jamaika: slippers atau sandals.
- Jepang: beach sandal, disingkat "biisan"
- Kanada: flip flops atau thongs
- Kroasia: japanke
- Malawi: ma slippas atau ma pata pata
- Malaysia: selipar jepun (selop Jepang)
- Malta: karkur
- Meksiko: chanclas
- Myanmar: Pha Nut
- Negara dan teritori berbahasa Perancis: tongs atau claquettes; Quebec: gougounes; negara Afrika berbahasa Perancis: tapettes.
- Pakistan: chappals, qainchey chappals, atau Hawaiian chappals
- Panama: chancletas, chinelas, atau chancletas "rock-'n-roll".
- Polandia: japonki
- Rumania: slapi
- Rusia: vyetnamki, slancy
- Selandia Baru: jandals dari "Japanese sandals"
- Spanyol: chancletas atau chanclas.
- Sri Lanka: slippers atau Bata (dari nama produsen alas kaki)
- St. Lucia: katapol.
- Trinidad dan Tobago: slippers
- Turki: tokyo, şipidik, parmak-arası
- Uganda: makambos
- Uruguay: chancletas
- Venezuela: cholas
- Yunani: sagionares (dari bahasa Jepang: Sayōnara)
Posting Komentar untuk "sejarah sandal jepit"
silahkan koment